Sejarah “Kolak” yang Merupakan Simbolisasi Ajaran Islam

kolak pisang

kolak pisangKalo di pikir-pikir kolak ini masuk ke kategori apa ya? kalo dimasukin ke kategori makanan ga bisa karena berkuah, tapi kalo dimasukin ke kategori minuman ga bisa juga karena ada isiannya. Jadi bisa dibilang kolak ini adalah makanan berkuah. Dalam penyajiannya, kolak bukan sebagai makanan inti atau main course, tetapi tergolong makanan pembuka atau penutup yakni appetizer atau dessert. Dan tahukah sobat GTK bahwa kolak memiliki sejarah yang ternyata merupakan simbolisasi ajaran Islam.

yuk simak video singkat ini..

Kolak adalah makanan asli dari Indonesia lho, kolak lahir pada masa peralihan ke Islam, pada masa transisi kerajaan Demak hingga Mataram Islam. Kolak merupakan simbolisasi ajaran Islam, yang mana ajaran Islam disimbolkan ke dalam budaya Jawa. Kemudian kolak berkembang pada saat pemerintahan kesultanan Mataram.

Sehingga tradisi memasak dan menghidangkan kolak, sangat erat kaitannya dengan tradisi Islam di Nusantara, terutama ketika bulan suci ramadhan datang. Pada saat bulan ramadhan datang, kolak ini sering dijadikan sebagai hidangan untuk menu berbuka puasa.

Kolak yang autentik terdiri dari bahan dasar berupa pisang kepok, ubi, dan santan. Tiga bahan tersebut digunakan untuk simbolisasi. Tapi seiring perkembangan zaman kolak sudah divariasikan dengan berbagai aneka bahan yang kekinian. Namun kolak yang paling umum ditemukan adalah kolak dengan bahan dasar pisang dan santan. 

Sejarah & Filosofi Kolak

Kolak berasal dari kata “khala” yang artinya kosong. Harapannya, manusia harus dalam keadaan kosong dari segala dosa. Hidup itu harus di isi dengan aneka kebaikan dan menjauhkan hal-hal yang membuat dosa. Sehingga, manusia harus selalu berusaha dalam keadaan kosong atau terhindar dari keburukan hidup.

Kolak juga berasal dari kata “kholaqo”. Kholaqo adalah kata turunan dari kholiq atau khaliq yang artinya adalah mencipta. Sehingga, kolak juga memiliki makna bahwa kewajiban manusia hidup harus selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta (Tuhan), agar hidupnya di dunia selalu mendapatkan keselamatan dan keberkahan hidup.

Ubi dalam makanan kolak mengingatkan pada kematian

Dalam kebudayaan Jawa, bahan makanan ubi atau ketela termasuk dalam kategori jenis makanan polo pendem, yang artinya tumbuh di bawah tanah(terpendam). Makna filosofinya bahwa, kematian tidak bisa dihindari , sudah menjadi ketetapan-Nya. Hendaknya , selama manusia hidup harus selalu menjalankan kebaikan hidup. Apabila masih banyak dosa-dosa dan melakukan perbuatan buruk, maka secepatnya manusia harus menjalani pertobatan, mumpung masih diberi kesempatan hidup.

Pisang kepok mengajarkan untuk menjauhi perbuatan dosa

Kata “kepok” merupakan idiom dari kata kapok, dari kapok menjadi kepok. Secara filosofi, manusia yang telah berlumur dosa berkubang dalam tindakan yang tidak terpuji dan beradab, dan harus cepat-cepat untuk insaf atau kapok. Manusia harus bercermin dan introspeksi diri dengan apa yang telah dilakukan. Manusia harus selalu kapok, tobat dan insyaf. Hal tersebut semata untuk menjaga derajat keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.

Santan merupakan simbol meminta maaf

Santan berasal dari bahasa jawa “santen” yang merupakan idiom dari kata pangapunten. Sehingga ketika kita makan kolak, yang memiliki cita rasa manis dan gurih dari santan, harus dimaknai sebagai pengingat akan kesalahan-kesalahan kita pada seseorang yang telah kita dustai atau kita sakiti. Jadi kita harus secepatnya untuk nyuwun pangapunten, meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Nah sekiranya begitulah sejarah dan simbolisasi dari kolak. Ternyata ada banyak makna mendalam yah dari hidangan spesial satu ini.